Susmintari Dwi Ratnaningtyas

Karena yang terucap akan mudah lenyap dan yang tertulis akan abadi seperti prasasti....

Selengkapnya
Navigasi Web
KESADARAN YANG BELUM TERLAMBAT
Sumber: https://ur-ban.id/pentingnya-kata-maaf/

KESADARAN YANG BELUM TERLAMBAT

(Tantangan hari ke-83)

#TantanganGurusiana

Dimas memandang hamparan sawah di sisi jalan sepanjang perjalanannya menuju bandara. Taxi online yang ditumpanginya melaju tenang di jalanan yang masih lengang. Pertemuannya dengan Rafki semalam memberinya banyak kesadaran. Kepada jalan salah yang dipilihnya. Dia yang terbiasa dipuja, selalu menjadi idola, tak pernah kecewa, dan selalu berlebih harta, hingga semua itu mengundang sifat angkuhnya. Ibarat kejayaan hidup, Dimas telah memperoleh segalanya; harta, tahta, dan wanita.

Dicintai oleh banyak wanita mengalpakan rasa yang seharusnya dia pelihara. Cintanya tak pernah nyata, hampir semuanya pura-pura. Rasa hatinya baru berbeda ketika dia berkenalan dengan Lisa Indahyani, mahasiswi satu tingkat di bawahnya. Lisa yang setengah mati dibuatnya jatuh cinta, tergila-gila, dan selalu terjerat pada pesonanya. Lisa yang sangat suka ketika dipanggilnya Icha, dan hanya dia yang boleh memanggil dengan panggilan sayang itu. Tak boleh yang lain, tak terkecuali teman-teman mereka. Satu hal yang selalu diingatnya, Lisa yang tegas dan pemberani. Hanya Lisa satu-satunya yang berani mengatakan tidak dan jangan kepadanya. Cuma Lisa yang tak takut membantah dan mengatakan apa yang tidak dia suka. Sungguh, sebenarnya Dimas ingin Lisa menjadi muara cintanya.

Sebelum kemudian semuanya berbeda, setelah Lisa mengenalkan Aida, sahabatnya yang jelita dan mempesona. Hati Dimas tergoda, nalurinya untuk mendua mengemuka. Aida yang lebih bisa menurut apa maunya, lebih stylish dan tak banyak kata, telah benar-benar membuatnya kepayang dan berpaling dari Lisa. Hingga mereka rela menikam Lisa dan saling jatuh cinta di belakangnya.

Setelah paruh perjalanan cinta mereka terlampaui, riak-riak kecil mulai menyapa. Dimas ingat, dia yang nyatanya senantiasa tak punya rasa peka, selalu menyalahkan dan mengumbar amarah. Aida sungguh jauh lebih bijak. Rela menerima segala perlakuannya dan tak pernah mengadukannya kepada siapa pun, meski itu orang tuanya. Aida yang mati-matian melindungi Dara, putri kecil buah kasih mereka. “Setidaknya aku tak membiarkan Dara menyaksikan amarah ayah yang tak pernah berujung pangkal. Biarlah dia tumbuh sebagaimana harusnya dan tetap memandang ayahnya sebagai sosok yang layak dia hormati.” Ingatannya melayang pada pagi itu ketika dia meradang karena Aida pamit akan menitipkan Dara ke rumah ibunya.

Rangkaian kisah masa lalunya tak kunjung selesai terurai, terbaca kembali di memori ingatannya, hingga kemudian sopir taxi memberitahunya bahwa terminal bandara sudah di depan mata. Berjalan lunglai, Dimas menggumam, “semoga kesadaran ini belum terlambat. Semoga masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki segalanya, dan memulai semuanya dari awal lagi.”

“Maaf, Yah. Bolehkah aku menemui Lisa? Aku ingin memeluknya, meminta maaf kepadanya dan memohon agar pertemanan kami tak berjarak lagi seperti ini.” Aida memohon kepadanya, tepat seminggu setelah mereka menikah. Ketika itu tak sepatah kata pun terucap, sebagai respon permintaan istrinya. Dia tak suka nama Lisa disebut di hadapannya, karena hanya akan mengembalikan ingatannya pada kenangan yang belum seluruhnya bisa dia musnahkan meski Aida telah hadir di hatinya.

Ucapan Rafki semalam benar-benar membuka kesadarannya. Laki-laki dewasa seperti kita ini dipercaya karena tanggung jawabnya, bukan penampilan fisik atau kata-kata yang hanya bualan saja. Di luar kepala diingatnya kalimat itu. Dia melihat ketenangan Rafki saat menghadapi ejekannya, menepis amarahnya dengan senyum, dan cukup piawai menyembunyikan kecemburuan ketika dia terang-terangan mengatakan pria masa lalu istrinya. Harusnya dia belajar bagaimana Rafki menjaga ketulusan cintanya pada Lisa dan komitmen untuk menjaga marwah istrinya. Kemudian dia melihat dirinya sendiri, menakar kelakuannya selama ini. Belum pernah sekali pun dia menunjukkan tanggung jawab itu pada Aida dan orang-orang yang mestinya memerlukan tanggung jawabnya. Tak jua kepada Dara, putri mungilnya yang sebenarnya sungguh ingin bermanja kepadanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu. Kisah cinta sll enao diramu. Good mom. Salam.

06 Apr
Balas

Salam manis dan salam kenal Bunda. Terima kasih apresiasi dan motivasinya, Bunda. Barakallah

06 Apr

Game love...menikmati permainan dalam perjalanan menemukan pasangan. Salam

06 Apr
Balas

Terima kasih apresiasinya Bapak. Jazakillah khair..

06 Apr

Lelaki insyaf lebih memikat.. Keren...

06 Apr
Balas

Terima kasih motivasinya Bu As.. Semoga ada ide untuk menulis lanjutannya

06 Apr

Asyiikkk dan mengalirrr deras .Barakallah fikk

06 Apr
Balas

Aamiin. Terima kasih Bunda Yayuk. Motivasi Bunda sangat berharga bagi saya. Barakallah

06 Apr

Ahay semakin asyik menikmati alur cerita . Sukses, Sehat dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta. Barokallah.

06 Apr
Balas

Aamiin. .. Makasih Mbak ayuku yg selalu menyapa di awal pagiku. Memberikan nuansa hari penuh romansa. Jazakillah khair

06 Apr

Cinta mendua ya Bu.

06 Apr
Balas

Entah cinta pada bilangan berapa bagi Dimas, Bunda Robi. Hehehe. Terima kasih apresiasinya Bunda. Salam sehat dan sukses selalu

06 Apr

Mantap kisah cinta ya bu

06 Apr
Balas

Alhamdulillah, terima kasih Bunda.. Baru belajar menulis ini. Mohon bimbingannya. Salam kenal Bunda

06 Apr

Laki-laki dewasa dipercaya karena tanggung jawabnya, bukan penampilan fisik atau kata-kata yang hanya bualan saja. Oh...

06 Apr
Balas

Hehe. .. Ada saran Pak? Untuk tulisan berikutnya.. Terima kasih apresiasi dan motivasinya

06 Apr



search

New Post